The Hunger Games adalah sebuah novel fiksi ilmiah karya penulis berkebangsaan Amerika Serikat, Suzanne Collins. Diterbitkan pertama kali di
Amerika Serikat pada tanggal 14 September 2008 oleh penerbit Scholastic.[2] Novel ini mengisahkan tentang Katniss Everdeen, seorang gadis remaja berusia
16 tahun yang tinggal bersama ibu dan adiknya di Distrik 12 di sebuah negara fiksi apokalips bernama Panem,
negara yang berdiri di bekas reruntuhanAmerika Utara yang musnah karena
malapetaka dan peperangan dengan Ibukota nya Capitol.The Hunger Games adalah
acara tahunan di mana satu laki-laki dan satu perempuan yang berusia antara 12
sampai 18 tahun dari masing-masing distrik disekitar Capitol dipilih dengan
cara mengundi untuk bersaing dalam pertempuran mematikan yang disiarkan di
televisi sampai akhirnya hanya satu orang pemenang yang tersisa.
Sejak
dirilis pertama kalinya, novel ini telah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa dan
hak produksinya telah terjual di 38 negara. The Hunger Games adalah
novel pertama dari trilogiThe Hunger Games, yang diikuti oleh Catching Fire, yang diterbitkan pada
tanggal 1 September 2009, dan Mockingjay, yang diterbitkan pada tanggal
24 Agustus 2010 di Amerika Serikat.[3]
Di Indonesia, novel ini diterjemahkan oleh Hetih
Rusli dan diterbitkan pertama kali pada bulan Oktober 2009 oleh Gramedia Pustaka
Utama.[1] Sedangkan sekuelnya
masing-masing diterbitkan pada bulan Juli 2010 dan Januari 2012.
Film adaptasi dari
novel ini dirilis pada tanggal 23 Mei 2012.
Film ini disutradarai oleh Gary
Ross dan dibintangi oleh Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson dan Liam Hemsworth.
Inspirasi cerita
Collins
mengatakan bahwa inspirasi untuk menulis The Hunger Games datang
dari salah satuacara realitas di
televisi. Di acara itu ia menyaksikan orang-orang saling bersaing satu sama
lain untuk menjadi pemenang dan disaat bersamaan, dia juga melihat cuplikan
tayangan invasi Irak. Seperti
dikutip dari pernyataan Collins di situs resminya:
"Saya menonton banyak acara realitas yang memperlihatkan para
anak muda bertanding demi jutaan dolar. Lalu, saya melihat gambar-gambar perang
Irak, dua gambar itu bercampur di pikiran saya, dan itu momen dimana saya
mendapatkan ide cerita tentang Katniss"
Selain itu, tokoh mitologi Yunani Theseus juga menjadi salah satu inspirasi
penokahannya. Collins menggambarkan Katniss Everdeen sebagai versi Theseus
yang futuristik. Rasa kehilangan Collins terhadap ayahnya dalamPerang Vietnam juga mempengaruhi
penokohan dalam cerita, yang terlihat dari kisah tokoh utama yang kehilangan
ayahnya pada usia 11 tahun, lima tahun sebelum cerita dimulai.[4]
Sinopsis
Pada suatu waktu yang tidak ditentukan di masa depan, Amerika Utara musnah karena berbagai
malapetaka dan peperangan. Di tempat bekas berdirinya, muncullah negara Panem,
dengan Capitol sebagai ibukotanya dan tiga belas
distrik yang tersebar disekelilingnya. Kemudian pada suatu waktu, muncullah
gerakan pemberontakan nasional dari distrik-distrik yang disebut sebagai
"Era Kegelapan" yang menandai gejolak kebangkitan perlawanan distrik-distrik
terhadap pemerintahan Capitol yang diktator. Dua belas distrik dikalahkan, dan
distrik ketiga belas dimusnahkan. Capitol memberi penduduk distrik
undang-undang baru untuk menjamin perdamaian. Dan sebagai pengingat setiap
tahunnya agar masa kegelapan itu tidak terulang lagi, Capitol menyelenggarakan Hunger
Games. Peraturan Hunger Games sederhana. Sebagai hukuman
atas para pemberontak, masing-masing distrik harus menyediakan satu anak lelaki
dan satu anak perempuan yang berusia antara 12 sampai 18 tahun, yang dinamakan
sebagai para peserta, untuk berpartisipasi. Dua puluh empat peserta akan
dipenjara di arena luar yang sangat luas untuk bertanding. Selama hari-hari
pertandingan, mereka harus bertarung dalam pertarungan sampai mati. Peserta
terakhir yang bertahan hidup adalah pemenangnya.
Katniss Everdeen adalah
seorang gadis berusia 16 tahun dari Distrik 12 yang tinggal bersama ibu dan
adiknya setelah ayahnya tewas dalam kecelakaan tambang pada saat usianya 11
tahun. Pada hari pengundian peserta Hunger Games (hari
pemungutan) ke-74, nama adiknya, Primrose
Everdeen (Prim) terpilih sebagai peserta mewakili Distrik 12.
Katniss yang sangat mencintai adiknya akhirnya menggantikan posisi Prim sebagai
peserta. Kemudian, bersama peserta laki-laki dari Distrik 12 bernama Peeta Mellark, Katniss menyuguhkan acara The
Hunger Games yang tak akan pernah terlupakan oleh seluruh warga Panem.
Penghargaan
1.
Publishers Weekly`s Best Books of The Year
(2008)[1]
2.
New York Times Notable Children`s Book
(2008)[1]
Kontroversi
Dibalik kesuksesannya, cerita The Hunger Games sendiri
juga tak lepas dari kritikan. Ceritanya dianggap terlalu mengekspos adegan
kekerasan dan tak cocok untuk dibaca anak muda. Novel ini berada di urutan
kelima dalam daftar American Library Association untuk buku
yang paling ditentang pada tahun 2010, dengan alasan: seksualitas, tidak cocok
untuk kelompok umur remaja, dan kekerasan.
Selain itu, The Hunger Games juga dikritik karena
kemiripannya dengan novel Jepang tahun 1999, Battle
Royale karangan Koushun
Takami. Kemiripan tersebut terlihat dari temanya, yaitu harus saling
membunuh hingga tertinggal satu orang lagi yang menjadi pemenangnya. Tapi
Collins membantahnya, menurutnya, dia sama sekali tidak pernah mendengar novel
ataupun penulis tersebut sampai novelnya diterbitkan.[5]
Komentar
Posting Komentar