Undur-Undur
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Upafilum:
|
|
Kelas:
|
|
Upakelas:
|
|
Infrakelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
Myrmeleontidae
|
Undur-undur adalah sebutan untuk
kelompok serangga dari famili Myrmeleontidae(kadang-kadang salah dieja sebagai Myrmeleonidae).
Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies undur-undur dan mereka tersebar di seluruh
dunia, terutama di wilayah bersuhu hangat dan berpasir.[1]
Nama
"undur-undur" diberikan pada hewan ini karena kebiasaan larvanya berjalan mundur saat menggali sarang jebakan di
tanah. Di daerah Barat, hewan ini dikenal dengan namaantlion (semut singa). Nama itu diberikan karena
kebiasaan larvanya yang memburu semutsecara ganas dengan cara menggali jebakan
di dalam tanah sehingga dianggap sebagai "singanya para semut".
Klasifikasi
Undur-undur
memiliki nama famili Myrmeleontidae yang berasal dari bahasa
Yunani myrmex(semut)
dan leon (singa) sehingga nama
Myrmeleontidae secara harfiah bisa diartikan "semut singa". Famili
Myrmeleontidae sendiri termasuk ke dalam ordo Neuroptera yang dalam bahasa Yunani bisa diartikan sebagai "sayap
jala" atau "sayap berurat". Nama itu diberikan karena semua serangga dalam ordo ini memiliki dua pasang sayap transparan dan berurat.[1]
Anatomi
Undur-undur
memiliki penampilan yang sekilas mirip dengan capung karena sama-sama memiliki abdomennya panjang dan
memiliki dua pasang sayap transparan berurat padathoraxnya.
Ia bisa dibedakan dengan capung dengan melihat antenanya yang panjang dan
ujungnya sedikit melengkung, ukurannya yang rata-rata lebih kecil, dan matanya
yang terletak di sisi kepala serta berukuran lebih kecil dibandingkan mata capung. Undur-undur
juga tidak bisa terbang secepat dan selincah capung karena ia pada dasarnya
merupakan penerbang lemah. [2]
Undur-undur
memiliki ukuran yang bervariasi. Jenis undur-undur terbesar di dunia diketahui
berasal dari genus Palpares yang hidup di Afrika dan rentang sayapnya mencapai 16 cm. Spesies
yang terkecil berasal dari wilayah Arabia dan rentang sayapnya hanya sekitar 2 cm.
Mayoritas undur-undur sendiri umumnya berukuran antara 4-10 cm.[1]
Daur hidup dan reproduksi
Reproduksi
terjadi tidak lama setelah undur-undur baru saja keluar dari kepompongnya.
perkawinan dimulai ketika sepasang undur-undur jantan dan betina hinggap di pohon.
Sepasang undur-undur itu lalu melakukan kopulasi dengan cara saling melekatkan ujung abdomennya.
Kopulasi bisa berlangsung hingga dua jam lamanya. Undur-undur betina yang sudah
dibuahi telurnya selanjutnya akan pergi mencari tempat untuk bertelur dan masih
mungkin kembali ke tempat yang sama untuk kembali kawin.
Undur-undur
mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong,
dan dewasa. Perkembangan undur-undur dimulai ketika betina meletakkan telurnya
di dalam tanah berpasir dengan cara mengetuk-ngetuk abdomennya ke dalam tanah dan
mengeluarkan telur-telurnya di sana. Di dalam tangkapan, undur-undur betina
bisa mengeluarkan telur hingga 20 butir sekali bertelur dan biasanya ia memilih
pasir yang bersuhu hangat. Kadang-kadang, undur-undur betina yang sedang
menaruh telur di atas pasir tertangkap oleh larva undur-undur lain yang
kebetulan membuat jebakan yang berdekatan dengan tempatnya bertelur.[3]
Telur
undur-undur akan menetas menjadi larva yang bertubuh gempal, pipih, berkaki
enam, dan memiliki sepasang taring panjang di kepalanya. Mayoritas spesies larva undur-undur selanjutnya akan membuat jebakan di tanah dengan cara bergerak mundur memakai
tubuhnya seperti mata bor dan mulai menggali
dengan gerakan spiral hingga akhirnya membentuk sarang jebakannya yang berbentuk seperti corong (biasa
disebut "liang undur-undur"). Pada sebagian spesies undur-undur
semisal Dendroleon pantheormis, larvanya tidak membuat sarang jebakan, namun
hanya bersembunyi di tempat-tempat tertentu lalu menerkam hewan kecil yang
lewat di dekatnya. Hal yang unik pada larva undur-undur adalah mereka tidak
memiliki anus sehingga ampas sisa-sisa metabolisme tubuhnya akan disimpan dan baru dikeluarkan
ketika mereka sudah menjadi undur-undur dewasa.[4]
Fase
selanjutnya dalam pertumbuhan undur-undur adalah fase kepompong atau pupa. Kepompong mereka berupa kumpulan
butiranpasir di sekitarnya yang disatukan dengan sutra dari kelenjar di abdomennya. Kepompong ini
biasanya terkubur hingga beberapa sentimeter di dalam tanah. Pada fase
kepompong terjadi perubahan bentuk di dalamnya dan setelah sekitar satu bulan,
undur-undur dewasa akan keluar dan mulai menunggu sayapnya kering sebelum bisa terbang untuk mencari
pasangan. Undur-undur dewasa rata-rata berusia antara 20-25 hari, sementara
sebagian dari mereka juga diketahui bisa hidup hingga usia 45 hari.[3]
Perilaku
Undur-undur
dewasa jarang terlihat di alam liar karena ia baru aktif keluar di sore hari
dan bisa terlihat menggerombol di malam hari saat sedang mencari pasangan
kawin.[3] Mereka juga kadang-kadang dianggap sebagai
gangguan bagi manusia karena jika hinggap pada seseorang, mereka bisa
memberikan gigitan yang cukup menyakitkan walaupun tidak sampai membahayakan.[4]
Makanan
Larva undur-undur terkenal sebagai pemangsa yang ganas karena ia memakan
hampir segala jenisArthropoda kecil, terutama semut. Ia berburu
secara pasif dengan cara membuat sarang jebakanberbentuk
corong, lalu bersembunyi di tengahnya sambil menunggu ada mangsa yang
terperosok masuk. Bila ada mangsa terjebak masuk ke dalam perangkapnya namun
masih bisa bergerak naik, larva undur-undur akan melempari mangsanya dengan
butiran pasir agar tergelincir. Larva undur-undur mengetahui kehadiran korbannya
dengan cara merasakan getaran dari gerakan korbannya.[5] Larva undur-undur juga memiliki sepasang rahang
tajam dan di ujungnya terdapat lubang untuk menyuntikkanracun ke dalam tubuh mangsanya untuk membunuhnya, lalu mulai menghisap
cairan tubuhnya.
Makanan
undur-undur dewasa lebih bervariasi. Sebagian spesies hidup dengan memakan nektar dari bunga, sementara beberapa spesies lainnya
hidup dengan memakan Arthropoda kecil seperti halnyalarva undur-undur. [6]
Larva serangga undur-undur
(Myrmeleontindae) atau yang biasa disebut semut singa dipercaya dapat
menyembuhkan berbagai penyakit.
Menurut seorang penjual
undur-undur, Ernawati, larva undur-undur dapat menyembuhkan penyakit darah
tinggi, stroke, sakit gula, diabetes, sesak napas, reumatik, sakit kuning,
pegel linu, dan lainnya. “Bisa buat kesehatan, diminum (ditelan) hidup-hidup,”
ujar Ernawati yang ditemui di pasar burung Jatinegara, Jakarta Timur.
Karena dipercaya mampu
menyembuhkan penyakit, undur-undur membuka peluang bisnis untuk
diperjualbelikan. Ernawati mengaku, seekor larva undur-undur laku dijual Rp
300- Rp 1.000 tergantung penawaran pembeli.
Ukuran larva undur-undur
seukuran semut besar namun gempal, pipih, berkaki enam, dan memiliki taring di
kepalanya.
Menurut Ernawati, pembeli biasa
membeli dalam jumlah bervariasi mulai dari 10 ekor hingga ribuan ekor. “Jadi
bisa untung kadang tiga ratus ribu, kadang empat ratus, kadang lima ratus,
tujuh setengah, tergantung lagi banyak apa enggak,” katanya.
Meskipun menguntungkan, larva
undur-undur cukup sulit ditangkap. Mereka tinggal dalam pasir dan biasanya
bersembunyi di dalam membuat berbentuk corong yang dibuat dengan tubuhnya
dengan bergerak mundur. “Kalau musim hujan, jarang ada, biasanya di pasir
samping dinding rumah, teras, pesisir pantai, banyak di Jawa Tengah,” kata
Ernawati.
Karena sulit dicari itulah,
maka Ernawati selama hanya mengandalkan pemasok dari Jawa Tengah yang rutin
mengirim stok larva undur-undur yang kemudian dijual Ernawati tersebut.
Mengenai biaya perawatan stok
larva undur-undur, Ernawati mengatakan, “Gampang, tinggal taroh di pasir
kering, dikasih susu,” katanya.
Uniknya, larva undur-undur
biasa diberi makan susu bubuk agar bertahan selama disimpan menunggu pembeli.
“Makannya susu bubuk, susu bayi, taburin saja sedikit di pasirnya,” kata
Ernawati.
Komentar
Posting Komentar